Ditengah gunda gulananya pikiran ku saat itu, tiba-tiba terlintas ngiangan ceramah seorang ustadz yang cukup populer saat iu, “jika kamu beri Allah 1 maka akan Allah balas 10”, dengan berat ku ambil uang yang simpananku berjumlah Rp. 150.000 tidak lebih dan tidak kurang, Aku bermaksud akan bersedekah dengan uang tersebut.
Sebelum melangkahkan kaki keluar rumah ku menghadap Allah (shalat dhuha), bermaksud melaporkan apa yang akan aku lakukan dan apa yang aku inginkan, percakapan ku dengan Allah saat itu begitu liri dan mesra, “ya Allah aku butu laptop untuk mengerjakan tugas-tugasku, namun aku tak punya uang untuk membelikannya, yang aku punya hanyalah Rp. 150.000 ini, ya Allah uang itu sangat tidak cukup untuk membeli laptop yang ku perlukan, ya Allah aku beli laptopnya dengan diri Mu saja seharga Rp. 150.000 karena cuma ini yang aku punya”.
Usai shalat ku mantapkan hati dan melangkah menemui dua orang suami istri yang sudah sangat tua renta, tetapi masi harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi, ku berikanlah uang itu kepada mereka dengan keyakinan bahwa Allah akan menggantinya sepuluh kali lipat dari nominal yang ku berikan, mungkin sebesar Rp.1.500.000, tangis syukur terlihat jelas di wajah tua mereka, gumaman do’a mengalir bak air.
Beberapa minggu kemudian hati ku semakin resah, Aku harus mulai membuat proposal skripsi. Sedangkan balasan yang ku harapkan dari sedekah tempo hari untuk membeli laptop tak juga kunjung terlihat. Aku pun mulai meminjam sebuah laptop untuk mengerjakan tugasnya dari anak teman bapak, yang namanya meminjam pasti waktunya sangat terbatas sedangkan tugas yang harus dikerjakan begitu banyak seakan tak pernah habis, tidak akan selesai dalam waktu seminggu.
Keresahan sangat terasa, “ya Allah katanya jika aku memberi 1 maka Engkau akan membalasnya 10 kali lipat, tapi kenapa sampai sekarang belum juga Engkau balas, jangakan bisa beli laptop untuk ngeprin dan membayar uang seminar saja susah”, gumamku dalam hati, keyakinanpun mulai melemah, semangat mulai memudar yang ada di pikiranku saat itu Allah pasti berbohong, tugas itu tidak akan bisa diselesaikan. aku mulai su'uzon kepada Allah. Hati terasa sangat sedih dan kecewa!
Pada Akhirnya aku memilih pasrah. Dalam fikiranku percuma aku terus mengeluh, tohh semuanya tidak akan berubah.
Ditengah keputus asaan dan kepasrahanku pada Sang Pencipta, Allah Maha Kaya memiliki cara tersendiri untuk menolong hambanya, tiba-tiba datanglah seorang teman kuliah yang sering ku panggil ibu P menemuiku. Ibu P memberikan pinjaman laptop tanpa batas waktu, tanpa harus membayar sepeserpun, dan memberiku uang sebesar Rp. 700.000 dengan syarat aku membantunya untuk mengerjakan tugas nya.
Tiba-tiba air mata meleleh di pipiku, aku menyesal sudah su'uzon kepada Allah.
“ya Allah maafkan aku aku telah berburuk sangkah pada-Mu, ternyata Engkau memang tak pernah mengingkari janji, ternyata ini balasan dari sedekah Rp. 150.000 yang aku berikan, aku dapatkan laptop yang aku butuhkan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun dan biaya registrasi ku pun telah dibayarkan dengan lunas oleh Mu, melalui perantara ibu P.
"ya Allah aku bersyukur atas karuniamu”, akhirnya aku dapat menyelesaikan semua tugasnya lebih cepat daripada yang seharusnya, bahkan aku dapat menyelesaikan skripsiku lebih cepat dari pada teman-teman yang lain. Dengan memakai laptop pemberian Allah tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun, bukan hanya uang registrasi dan kebutuhan lainnyapun Allah cukupkan.
Pelajaran yang dapat ku petik dari kisah di atas: Allah tidak akan pernah mengecewakan hambahnya ketika hambah itu berharap padanya, meskipun semuanya seolah terlambat tetapi yakinlah pertolongan Allah tidak akan pernah datang terlambat. Allah Yang Maha Kaya memiliki cara tersendiri untuk membantu hambanya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, yang tida akan menjadi ada dengan izin-Nya begitu juga sebaliknya.